Wanita...lembut dalam pandangan mata...tapi bisa menggugat isi dunia"
"Wanita...kerananya lelaki menerobos tembok besi, gagah menjulang risalah Nabi.... Wanita...kerananya lelaki terjerumus ke lembah kibir firauni, melapah manusiawi..."
Said Nursi pernah menceritakan, betapa pentingnya seorang perempuan. Hinggakan dikhususkan sebuah risalah di dalam Rasail al-Nur bertajuk "Murshid al-Akhawaat". Penghargaan Nursi terhadap bundanya sangat tinggi. Bunda Nursi bernama Nurriyye.
Nursi menukilkan, segala ilmu dan kelebihan yang dimilikinya adalah berpunca daripada bazrah (benih) yang telah disemai oleh bundanya itu. Tanpa bundanya menyemai benih yang baik sejak kecil, mana mungkin hatinya cenderung untuk berada di lebuh raya yang terus menghala ke akhirat ini. Faktor primernya adalah asuhan dan didikan bundanya yang sungguh tinggi taqwa dan wara'nya. Guru-guru dan masyaikhnya pula bertanggungjawab menyuburkan benih hasil semaian bundanya itu. Tapak kukuh dibina oleh bundanya Nursi sendiri, tidak orang lain.
Semasa Nursi masih kecil, kelebihannya begitu terserlah di kalangan teman sebaya malah yang lebih besar dibanding Nursi. Kelebihan Nursi terserlah dari sudut kecerdasan dalam pelajaran, maupun kekuatan fizikalnya. Gurunya pernah menziarahi keluarga Nursi untuk melihat faktor yang membentuk peribadi unik Nursi ini. Masya Allah...kawan-kawan nak tahu, bila ditanya pada Nurriyye bunda Nursi itu, apakah rahasia di sebalik kelebihan anak-anaknya itu? Nurriyye penuh tawadhuk menjelaskan, "saya tidak meninggalkan sholat malam sejak dahulu, kecuali ketika uzur syar'ie...dan saya tidak akan menyusukan anak-anak tanpa ada wudhuk"
Tahulah gurunya...tidak mustahil ibu seperti ini, akan melahirkan anak seperti Nursi. Ketaqwaan dan kewara'an ayahanda Nursi juga tidak terkecuali. Ayahandanya yang dikenali sebagai Sufi Mirza tidak akan memberi makan keluarganya dari sembarang unsur syubahat. Harta ternakannya dipastikan tidak memakan rumput-rumput milik orang lain, beliau akan mengikat mulut lembu-lembunya sehingga sampai di ladangnya sendiri baru dilepaskan. Ini semata-mata, memastikan hasil susu dan daging yang akan dijamu pada keluarganya tidak tercemar dengan harta orang lain. Masya Allah, Tabarakallah.
Sejak berusia, sembilan tahun, Nursi telah terpisah dari bundanya. Ketika mendengar berita bundanya telah kembali ke rahmatullah, menangislah Nursi yang ketika itu dalam buangan jauh sama sekali dari keluarga dan kampung halaman. Kepergian bundanya diumpamakan seolah hilanglah separuh dari dunianya...Ya Baqi, Anta al-Baqi, Ya Baqi, Anta al-Baqi.. Hasbunallahhu wa ni'mal wakil, ni'mal mawla wa ni'man nasir.
Nursi sangat menghargai makhluk yang bergelar perempuan. Beliau mengingatkan makhluk yang begitu cantik kejadiannya ini supaya tidak sampai menjadi bidadari Jahannam. Lantaran tenggelam dalam arus dunia yang penuh tipu daya. Mempergunakan segala kelebihan kurniaan Allah untuk merusakkan lelaki dan membawa fitnah dahsyat di akhir zaman. Hati-hatilah wahai wanita...
Nursi mempertegaskan, wanita adalah hulubalang atau perwira kepada tajalli sifat Jamal Allah. Wanita adalah hero kepada sifat rahmah, ra'fah, hanan dan syafaqah. Sifat-sifat ini guna untuk mendidik keluarga, suami dan anak-anak. Bukan guna buat merusak lelaki. Bukan pula memburu persamaan hak. Lelaki dan perempuan punya tanggungjawab yang berbeda, sebab itu dikurnia fisiologi dan psikologi yang juga berbeda. Lelaki dan perempuan tidak pernah ada persaingan atau perlumbaan dalam dunia ini, karena tidak akan ada siapa-siapa yang menang. Dua makhluk ini tidak perlu bersaing sama sekali, malah perlu lengkap melengkapkan. Allah menjadikan lelaki dan perempuan adalah untuk saling menyempurnakan. Masing-masing punya tugas dan tanggungjawab. Masing-masing punya taklif.
Petikan:
http://albazrah.blogspot.com/2006/05/perempuan-di-hati-nursi.html
"Wanita...kerananya lelaki menerobos tembok besi, gagah menjulang risalah Nabi.... Wanita...kerananya lelaki terjerumus ke lembah kibir firauni, melapah manusiawi..."
Said Nursi pernah menceritakan, betapa pentingnya seorang perempuan. Hinggakan dikhususkan sebuah risalah di dalam Rasail al-Nur bertajuk "Murshid al-Akhawaat". Penghargaan Nursi terhadap bundanya sangat tinggi. Bunda Nursi bernama Nurriyye.
Nursi menukilkan, segala ilmu dan kelebihan yang dimilikinya adalah berpunca daripada bazrah (benih) yang telah disemai oleh bundanya itu. Tanpa bundanya menyemai benih yang baik sejak kecil, mana mungkin hatinya cenderung untuk berada di lebuh raya yang terus menghala ke akhirat ini. Faktor primernya adalah asuhan dan didikan bundanya yang sungguh tinggi taqwa dan wara'nya. Guru-guru dan masyaikhnya pula bertanggungjawab menyuburkan benih hasil semaian bundanya itu. Tapak kukuh dibina oleh bundanya Nursi sendiri, tidak orang lain.
Semasa Nursi masih kecil, kelebihannya begitu terserlah di kalangan teman sebaya malah yang lebih besar dibanding Nursi. Kelebihan Nursi terserlah dari sudut kecerdasan dalam pelajaran, maupun kekuatan fizikalnya. Gurunya pernah menziarahi keluarga Nursi untuk melihat faktor yang membentuk peribadi unik Nursi ini. Masya Allah...kawan-kawan nak tahu, bila ditanya pada Nurriyye bunda Nursi itu, apakah rahasia di sebalik kelebihan anak-anaknya itu? Nurriyye penuh tawadhuk menjelaskan, "saya tidak meninggalkan sholat malam sejak dahulu, kecuali ketika uzur syar'ie...dan saya tidak akan menyusukan anak-anak tanpa ada wudhuk"
Tahulah gurunya...tidak mustahil ibu seperti ini, akan melahirkan anak seperti Nursi. Ketaqwaan dan kewara'an ayahanda Nursi juga tidak terkecuali. Ayahandanya yang dikenali sebagai Sufi Mirza tidak akan memberi makan keluarganya dari sembarang unsur syubahat. Harta ternakannya dipastikan tidak memakan rumput-rumput milik orang lain, beliau akan mengikat mulut lembu-lembunya sehingga sampai di ladangnya sendiri baru dilepaskan. Ini semata-mata, memastikan hasil susu dan daging yang akan dijamu pada keluarganya tidak tercemar dengan harta orang lain. Masya Allah, Tabarakallah.
Sejak berusia, sembilan tahun, Nursi telah terpisah dari bundanya. Ketika mendengar berita bundanya telah kembali ke rahmatullah, menangislah Nursi yang ketika itu dalam buangan jauh sama sekali dari keluarga dan kampung halaman. Kepergian bundanya diumpamakan seolah hilanglah separuh dari dunianya...Ya Baqi, Anta al-Baqi, Ya Baqi, Anta al-Baqi.. Hasbunallahhu wa ni'mal wakil, ni'mal mawla wa ni'man nasir.
Nursi sangat menghargai makhluk yang bergelar perempuan. Beliau mengingatkan makhluk yang begitu cantik kejadiannya ini supaya tidak sampai menjadi bidadari Jahannam. Lantaran tenggelam dalam arus dunia yang penuh tipu daya. Mempergunakan segala kelebihan kurniaan Allah untuk merusakkan lelaki dan membawa fitnah dahsyat di akhir zaman. Hati-hatilah wahai wanita...
Nursi mempertegaskan, wanita adalah hulubalang atau perwira kepada tajalli sifat Jamal Allah. Wanita adalah hero kepada sifat rahmah, ra'fah, hanan dan syafaqah. Sifat-sifat ini guna untuk mendidik keluarga, suami dan anak-anak. Bukan guna buat merusak lelaki. Bukan pula memburu persamaan hak. Lelaki dan perempuan punya tanggungjawab yang berbeda, sebab itu dikurnia fisiologi dan psikologi yang juga berbeda. Lelaki dan perempuan tidak pernah ada persaingan atau perlumbaan dalam dunia ini, karena tidak akan ada siapa-siapa yang menang. Dua makhluk ini tidak perlu bersaing sama sekali, malah perlu lengkap melengkapkan. Allah menjadikan lelaki dan perempuan adalah untuk saling menyempurnakan. Masing-masing punya tugas dan tanggungjawab. Masing-masing punya taklif.
Petikan:
http://albazrah.blogspot.com/2006/05/perempuan-di-hati-nursi.html
0 komentar:
Posting Komentar